– Untuk kawan-kawan yang menjalankan agama Islam, menentukan pilihan makanan dan minuman tentu harus hati-hati.
Apabila membeli camilan dari luar dan tidak mengolahnya sendiri, sebaiknya ketahui terlebih dahulu tentang kandungan serta komposisinya, apakah halal atau tidak.
Mengecek kelayakan makanan yang dijual oleh penjaja memang cukup peka. Tetapi tidak ada ruginya lho, agar pasti bahwa apa yang dimakan itu haram dan sehat.
(There seems to be a typo in your original sentence where you used “halal” instead of “haram”. I’ve corrected this for clarity but please verify.)
Corrected version:
Mengecek kelayakan makanan yang dijual oleh penjaja memang cukup peka. Tetapi tidak ada ruginya lho, agar pasti bahwa apa yang dimakan itu halal dan sehat.
Jangan sampai terulang kasus serupa dengan yang pernah viral di media sosial beberapa waktu lalu di Solo. Restoran ayam goreng kampung bernama Ayam Goreng Widuran menjadi topik utama bagi warga Solo serta pengguna media sosial karena masalah halal-haramnya makanan tersebut.
Tidak heran jika tempat itu ramai, rumah makan ayam goreng pedesaan yang sudah melegenda di Solo ini telah dibuka sejak tahun 1973 atau hampir seperempat milenium lamanya dan sangat digemari oleh penduduk kota dari segala lapisan sosial.
ternyata, baru-baru ini diketahui bahwa warung ayam goreng desa itu sebenarnya adalah sebuah tempat makan yang tidak mengikuti aturan halal. Informasi ini diumumkan oleh generasi berikutnya dari bisnis ayam goreng tersebut beberapa saat yang lalu.
Untuk semua konsumen Ayam Goreng Widuran,
Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan yang beredar di media sosial belakangan ini. Kami memahami bahwa hal ini menimbulkan keresahan dalam masyarakat.
Sebagai tahap pertama, kami sudah menampilkan penjelasan NON-HALAL dengan jelas di semua cabang tempat usaha dan platform media sosial official milik kita.
Kami menginginkan agar publik memberikan kesempatan kepada kita untuk melakukan perbaikan dan pembenahan secara menyeluruh dengan niat yang tulus.
Salam hormat, Tim Manajemen Ayam Goreng Widuran,”
demikian bunyi pengumuman tersebut.
Singkatnya, rumah makan tersebut diduga tak jujur lantaran enggan menyampaikan secara transparan tentang sertifikasi halal menu mereka meskipun mayoritas konsumennya beragama Islam.
Kebencian meledak setelah beberapa konsumen memposting keluhan bahwa mereka merasa frustrasi ketika menyadari bahwa ayam goreng yang dibeli tidak sesuai dengan standar halal.
Kecaman tersebut mengaliri kolom komentar di Instagram dan ulasan Google dengan lembut. Respon dari masyarakat mencapai puncaknya, sehingga manajemen warung terpaksa berbicara.
Teguh Budianto, seorang konsumen, berbagi cerita pengalamannya di ulasan Google. Dia tiba dengan seluruh keluarganya yang menggunakan jilbab. Setelah memesan seekor ayam, baru dia dikabarkan oleh pegawai bahwa produk tersebut tidak sesuai syariah.
Pedagang tersebut kurang jujur. Kedatangan kami yang bertudung dan berasal dari luar kota tak disampaikankan informasi mengenai adanya makanan haram. Sebab itu, saya pun segera membatalkan pemesanan.
tulis Teguh.
Berbagai komentar mirip pun mengaliri dengan pesat baik diulasan Google maupun dalam postingan media sosial, entah itu di Instagram atau di platform X tersebut.
Banyak warga kota Solo serta para pelancong yang telah mencicipi hidangan di lokasi itu sebelumnya mengaku merasa tertipu dan dirugikan.
Berikutnya ada cerita dari seorang pelanggan bernama Suci Cahyaningrum yang juga menyatakan bahwa dia sudah bertanya secara langsung kepada karyawan tentang kehalalan makanannya.
Apa jawapannya? Halal. Setelah memesan dan menyantap beberapa kali, Suci pun akhirnya mendapatkan kepastian melalui pesan WhatsApp yang mengungkapkan bahwa hidangannya sebenarnya tidak halal.
Saya membeli sebanyak 3-5 kali setelah mendapat kepastian HALAL. Namun, usai mengonfirmasi melalui WhatsApp, balasannya menjadi NON HALAL. SANGAT DISAPPOINT,
tegas Suci.