Home / NEWS / Mahasiswa Bandung Ditangkap, Pelaku Utama Aksi Keras May Day Terus Dicari

Mahasiswa Bandung Ditangkap, Pelaku Utama Aksi Keras May Day Terus Dicari

Mahasiswa Bandung Ditangkap, Pelaku Utama Aksi Keras May Day Terus Dicari



PIKIRAN RAKYAT

Polisi Provinsi Jawa Barat tetap berlanjut dalam proses investigasi mereka guna menemukan pelaku utama serta individu-individu yang telah mendistribusikan undangan tindakan anarkis lewat platform-media sosial atau saluran-saluran komunitas universitas.

Kabid Humas Polda Jabar Komisaris Besar Hendra Rochmawan mendukung hal tersebut. Dia menyarankan agar pemuda dapat lebih teliti dalam mengolah informasi dan jangan sampai dengan gampang terhasut oleh tawaran yang bisa berdampak buruk bagi mereka atau pihak lainnya.

“Aksi demonstrasi merupakan bagian dari kebebasan berdemokrasi, tetapi apabila terjadi kerusakan dan melanggar aturan, maka dapat dikenai sanksi hukuman. Kami mendesak semua mahasiswa serta pemuda lainnya menyampaikan pendapat mereka dengan metode-metode yang positif dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Satu tersangka diamankan

Polda Jawa Barat sukses menahan seorang pelaku bernama singkatannya BAM (22) dalam kasus kerusakan yang timbul selama protes menjadi ricuh di wilayah Dago Cikapayang, Bandung.

Menurut Hendra, peristiwa tersebut terjadi pada awal bulan Mei ketika ada demonstrasi May Day. Pelaku adalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di bidang Teknik Informatika dari sebuah universitas di Bandung.

“BAM diamankan pada malam hari tanggal 6 Mei 2025, tidak ketika insiden tersebut terjadi. BAM dituduh merusak mobil polisi dengan cara melempari kaca kendaraannya menggunakan batu atau blok beton,” jelas Hendra.

Pada saat pemeriksaan, BAM menyatakan bahwa ini adalah kali ketiganya ia berpartisipasi dalam suatu aksi. Dia menjelaskan, “Saya mendengar tentang kegiatan tersebut melalui selebaran yang disebar di media sosial. Saya bergabung pada kesempatan itu atas undangan teman-teman dari organisasi kampus; jika ada pemanggilan untuk unjuk rasa maka kami akan hadir. Namun, pada momen itu perasaan saya memuncak, suasana menjadi tegang dan akhirnya saya lemparkan batu,” ungkap BAM.

BAM juga mengatakan bahwa dirinya tinggal seorang diri di Bandung tanpa ada pengawasan dari keluarganya, karena kedua orangtuanya telah berpisah dan saudara-saudaranya yang lain menetap di Jakarta bersama dengan Ibunya.

Berdasarkan investigasi polisi, BAM adalah anak sulung dari empat bersaudara yang tumbuh dewasa tanpa pengawasan orangtua sejak dini.

Kondisi rumah tangga yang tidak seimbang serta absennya figur bapak merupakan elemen dalam aspek psikososial yang berdampak pada tindakan pelaku.

Oleh karena itu, Hendra menggarisbawahi kepentingan peran keluarga, komunitas kampus, serta media sosial dalam menciptakan kesadaran hukum bagi pemuda. ***

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *