,
Jakarta
– Jalur pendakian
Gunung Gede
Gunung Pangrango menghadapi kemacetan parah selama periode liburan akhir pekan dari tanggal 10 sampai 13 Mei 2025, sesudah rute pendakian ditutup sementara dikarenakan peningkatan aktivitas Vulkanis di Gunung Gede. Beberapa klip yang tersebar di platform media sosial memperlihatkan barisan pengunjuk langitan yang sangat panjang baik mereka yang ingin mendaki ataupun menuruni bukit tersebut.
Satu area yang ramai terlihat pada rute pendakian melalui Gunung Putri. Berdasarkan postingan dari pengguna media sosial, kondisi tersebut dibandingkan seperti atmosfer “karnaval”.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
(TNGGP) merespons kehebohan tentang berita tersebut dengan menjelaskan bahwa jumlah kuota pendakian harian yang telah ditentukan memang mencapai hingga 900 orang. Mengingat durasi rata-rata pendakian yaitu dua hari satu malam, ada potensi 1.200 pendaki akan berada di jalur pada saat bersamaan—terdiri dari mereka yang mendaki hari itu serta mereka yang sedang turun setelah melakukan pendakian semalam.
TNGGP menyatakan telah menentukan jadwal kedatangannya.
check-in
pendaki harus mengikuti grup seperti yang tertulis pada tiket mereka
barcode
“Meskipun demikian, sering kali terjadi para pendaki tiba secara bersamaan karena adanya hambatan macet selama perjalanan yang akhirnya menyebabkan penumpukan jumlah pendaki pada rute pendakian dalam satu waktu,” jelas Kepala Balai Besar TNGGP Arief Mahmud.
Pada pernyataan tertulisnya yang dia berikan sebagai respons, ia menjelaskan
Tempo
, Arief menghitung kembali jumlah pendaki tersebut. Menurut catatan pada 10 Mei 2025 ada sekitar 581 orang, lalu tanggal 11 Mei mencatatkan angka menjadi 653 orang, sementara itu untuk 12 Mei hanya ada 167 orang, dan pada 13 Mei turun lagi menjadi 37 orang. “Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa data-data ini menunjukkan kondisi sudah stabil atau bahkan belum menyentuh batas maksimal kapasitas yang telah ditetapkan yakni 900 orang setiap harinya,” jelasnya.
Arief pun mengklaim tak ada pengaruh besar dari kegiatan itu. Dia menyatakan, “Tidak ada efek yang cukup serius untuk memicu suatu bencana, hanya saja proses mendaki sedikit tertunda.”
Di luar pendakian, Arief juga menyebutkan bahwa TNGGP bertanggung jawab atas pengelolaan 13 destinasi wisata alam lainnya yang berada di tiga daerah otonom yaitu Kabupaten Cianjur, Kota Bogor, dan Kabupaten Sukabumi. Aktivitas camping serta kunjungan sehari-hari ke tempat-tempat seperti air terjun pun menambah daya pikat tersendiri untuk para pelancong.
Pada kunjungan bukan pendakian, data mencatat ada 1.506 orang mengunjungi tempat ini pada tanggal 10 Mei 2025, diikuti oleh 3.929 orang pada tanggal 11 Mei, lalu turun menjadi 3.172 orang pada tanggal 12 Mei, dan kemudian jadi 853 orang pada tanggal 13 Mei. Selain itu, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) juga memperkuat tekad mereka untuk memberikan sanksi kepada siapa pun yang melanggar aturan saat melakukan aktivitas pariwisata.