Laporan Fikar W Eda | Jakarta
, JAKARTA
– Dalam diskusi virtual
Task Force
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Aceh yang dikelola oleh aktivis Diaspora Global Aceh di Skandinavia, Sayutinur, mendapat perhatian besar melalui “Diplomasi Kopi Gayo” sebagai fokus utama dalam mengembangkan UMKM dengan menggunakan komoditas Unggulan pada hari Sabtu, 17 Mei 2025.
Mohammad Fahmi, seorang pengusaha kopi Gayo, menyajikan materi tentang kopi Gayo tersebut.
Dia menyebutkan bahwa kopi Gayo yang terdapat di atas 100.000 hektar area pertanian di Bener Meriah, Aceh Tengah, serta Gayo Lues sudah mencapai pencapaian signifikan berkat sertifikat PGI dari Uni Eropa mulai tahun 2017.
Kira-kira 70 sampai 80 persen hasil panen kopi Gayo ditujukan untuk penjualan ke luar negeri, terutamanya ke benua Eropa.
Akan tetapi, UMKM setempat masih berurusan dengan hambatan signifikan, seperti beban biaya yang tinggi untuk pemasaran secara internasional dan kurangnya kesempatan mengakses platform pembeli di luar negeri.
“Diplomasi ekonomi berbasis kopi harus diperkuat. Branding kolektif dan keterlibatan diaspora sangat penting untuk mendorong perluasan pasar dan daya saing,” tegas Fahmi.
Sebagai langkah konkret, rapat memutuskan kopi sebagai salah satu komoditas prioritas dalam Roadmap UMKM Aceh.
Harapan besar terletak pada upaya ini untuk mengokohkan peran kopi Gayo menjadi ikon ekonomi setempat serta alat diplomatik budaya Aceh di kancah global.
(*)