Home / Olahraga - Sepak Bola / Bilbao vs Qarabag: Drama 5 Gol di Kandang San Mamés!

Bilbao vs Qarabag: Drama 5 Gol di Kandang San Mamés!

Bilbao vs Qarabag: Drama 5 Gol di Kandang San Mamés!

Athletic Bilbao Bantai Qarabag 4-1: Dominasi Total di San Mamés Membuktikan Kualitas Skuad Williams Bersaudara

Bilbao vs Qarabag: Drama 5 Gol di Kandang San Mamés!– Pertandingan Bilbao vs Qarabag di Stadion San Mamés, Kamis (23/10/2025) malam, menjadi saksi kehebatan Athletic Club yang membabat habis tim Azerbaijan dengan skor telak 4-1 dalam laga lanjutan UEFA Europa League. Kemenangan ini bukan sekadar tiga poin, melainkan pernyataan tegas bahwa Los Leones siap bersaing di kompetisi Eropa musim ini.

Dengan dukungan lebih dari 50.000 suporter fanatik yang memadati “Katedral” San Mamés, skuad asuhan Ernesto Valverde tampil dengan percaya diri luar biasa,

mengoyak pertahanan Qarabag sejak menit-menit awal. Inaki Williams dan adiknya Nico Williams menjadi bintang gemilang,

mencetak masing-masing satu gol sambil mengkreasikan peluang demi peluang yang membuat kiper Qarabag, Fabijan Buntic,

kewalahan sepanjang 90 menit. Kemenangan ini mengangkat Athletic Bilbao ke posisi strategis di klasemen Grup sementara, memperlihatkan kepada rival-rival Eropa bahwa mereka bukan tim yang bisa dianggap remeh.

Latar Belakang Pertandingan: Duel Kontras Antara Tradisi Basque dan Ambisi Azerbaijan

Pertandingan Bilbao vs Qarabag ini mempertemukan dua klub dengan filosofi dan sejarah yang sangat berbeda. Athletic Club Bilbao, yang telah berdiri sejak 1898, merupakan salah satu klub tertua di Spanyol dengan kebijakan unik hanya merekrut pemain keturunan Basque. Filosofi “Cantera” atau akademi mereka telah menghasilkan talenta-talenta luar biasa seperti Williams bersaudara, Oihan Sancet, dan Unai Simon yang kini menjadi tulang punggung tim nasional Spanyol.

Di sisi lain, Qarabag FK adalah representasi modern sepak bola Azerbaijan yang terus berkembang. Klub yang berbasis di Baku ini telah mendominasi liga domestik mereka selama dekade terakhir, meraih 10 gelar juara liga dalam 11 musim terakhir. Partisipasi mereka di kompetisi Eropa menjadi bukti ambisi besar untuk mengangkat nama sepak bola Azerbaijan ke kancah internasional. Namun, statistik mencatat bahwa tim-tim dari Azerbaijan memiliki rekor kurang menggembirakan saat bertandang ke Spanyol, dengan rata-rata kekalahan lebih dari 2 gol per pertandingan.

Menjelang laga ini, Athletic Bilbao berada dalam tren positif dengan 4 kemenangan beruntun di semua kompetisi. Sementara Qarabag datang dengan beban mental setelah kebobolan 3 gol di laga sebelumnya melawan klub Italia. Perbedaan kualitas skuad, pengalaman Eropa, dan motivasi bermain di kandang sendiri membuat Athletic menjadi favorit mutlak untuk meraih poin penuh.

Jalannya Pertandingan: Dominasi Total dari Peluit Pertama

Sejak wasit meniup peluit pertama, Bilbao vs Qarabag langsung menunjukkan perbedaan kelas yang signifikan. Athletic Club tampil dengan pressing tinggi dan intensitas yang luar biasa, tidak memberikan ruang bernapas bagi lini tengah Qarabag. Strategi 4-2-3-1 yang diterapkan Ernesto Valverde berjalan sempurna, dengan Inaki Williams sebagai target man yang selalu menjadi ancaman di setiap serangan balik.

Gol pembuka datang di menit ke-18 melalui aksi individu gemilang Oihan Sancet. Gelandang serang berusia 24 tahun itu menerima umpan terobosan dari Nico Williams, menggiring bola melewati dua pemain bertahan Qarabag, sebelum melepaskan tembakan keras ke sudut bawah yang tak terjangkau Buntic. Stadion San Mamés meledak dalam sorak-sorai yang memekakkan telinga. Gol ini membuka pintu air bagi serangan-serangan Athletic yang semakin gencar.

Menit ke-31 menjadi momen magis ketika Inaki Williams menambah keunggulan menjadi 2-0. Serangan cepat dimulai dari intersepsi Mikel Vesga di tengah lapangan, bola cepat dialirkan ke sisi kanan untuk Inaki yang langsung melesat dengan kecepatan luar biasa. Striker berusia 30 tahun itu kemudian melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang melengkung indah, melewati jangkauan kiper dan bersarang di pojok jauh. Gol spektakuler ini menjadi gol ke-125 Inaki untuk Athletic di semua kompetisi, menegaskan statusnya sebagai legenda hidup klub.

Qarabag sempat memberikan perlawanan saat Yassine Benzia memperkecil kedudukan menjadi 2-1 di menit ke-38 melalui tendangan penalti setelah Yeray Alvarez melakukan pelanggaran di dalam kotak. Namun, respons Athletic sangat cepat. Hanya 5 menit kemudian, Nico Williams memulihkan keunggugan dua gol dengan memanfaatkan umpan silang sempurna dari Yuri Berchiche. Gol ini membuktikan chemistry luar biasa antara Williams bersaudara yang terus menjadi mimpi buruk bagi pertahanan lawan.

Babak kedua dimulai dengan tempo yang sedikit menurun, tetapi Athletic tetap menguasai permainan dengan possession mencapai 61%. Valverde melakukan beberapa pergantian untuk mengistirahatkan pemain kunci sambil memberikan kesempatan kepada pemain muda seperti Alex Berenguer dan Gorka Guruzeta. Gol keempat datang di menit ke-72 ketika Guruzeta, yang baru masuk 10 menit sebelumnya, menyelesaikan umpan matang dari Sancet dengan sundulan keras yang tidak terbendung. Skor 4-1 bertahan hingga peluit panjang, memberikan kemenangan telak bagi tuan rumah.

Analisis Taktikal: Masterclass Ernesto Valverde

Kemenangan dalam pertandingan Bilbao vs Qarabag bukan kebetulan semata, melainkan hasil dari perencanaan taktikal matang dari Ernesto Valverde. Pelatih berusia 61 tahun yang pernah sukses menangani Barcelona ini membuktikan pemahaman mendalam tentang kekuatan skuadnya dan cara mengeksploitasi kelemahan lawan.

Valverde menginstruksikan tim untuk memanfaatkan kecepatan Williams bersaudara di sayap. Formasi 4-2-3-1 yang diterapkan memberikan fleksibilitas untuk berubah menjadi 4-4-2 saat defending dan 2-3-5 saat menyerang. Mikel Vesga dan Beñat Prados bertugas sebagai double pivot yang mengontrol tempo permainan di tengah, sementara Sancet diberikan kebebasan untuk berkeliaran mencari ruang di antara lini tengah dan pertahanan Qarabag.

“Kami tahu Qarabag adalah tim yang kuat dalam possession, tapi mereka rentan terhadap serangan balik cepat,” ungkap Valverde dalam konferensi pers pasca pertandingan. “Strategi kami adalah melakukan pressing tinggi untuk memenangkan bola di area berbahaya, kemudian langsung eksekusi dengan serangan cepat melalui sayap. Williams bersaudara adalah aset terbesar kami dalam gaya permainan ini.”

Baca Juga:  Atalanta vs Slavia Praha siap bentrok di Liga Europa

Di sisi Qarabag, pelatih Gurban Gurbanov tampak kewalahan mengatasi pressing Athletic. Formasi 4-3-3 mereka tidak efektif karena lini tengah sering kehilangan duel dan bola terlalu sering hilang di area berbahaya. Statistik mencatat Qarabag hanya menciptakan 3 peluang emas sepanjang pertandingan, jauh di bawah rata-rata mereka di liga domestik yang mencapai 12 peluang per pertandingan.

Aspek penting lainnya adalah superioritas Athletic dalam duel udara, memenangkan 18 dari 24 duel udara. Ini sangat membantu dalam situasi bola mati dan serangan balik, di mana mereka bisa langsung mengalirkan bola ke pemain depan tanpa khawatir direbut lawan. Intensitas tanpa bola dari pemain-pemain Athletic juga luar biasa, dengan total 24 ball recovery di area tengah lapangan – angka tertinggi mereka musim ini di kompetisi Eropa.

Performa Individual: Williams Bersaudara Curi Perhatian

Dalam setiap analisis pertandingan Bilbao vs Qarabag, tidak mungkin tidak membicarakan performa gemilang Williams bersaudara. Inaki dan Nico benar-benar menjadi perbincangan hangat di media sosial dan kalangan analis sepak bola Eropa setelah pertunjukan menawan mereka malam itu.

Inaki Williams, sang kakak, tampil dengan 11 sprint berkecepatan tinggi (di atas 30 km/jam), angka tertinggi dalam pertandingan. Golnya yang spektakuler dari luar kotak penalti menunjukkan tidak hanya kecepatan, tetapi juga teknik finishing yang terus berkembang. Dengan 89 sentuhan bola dan tingkat akurasi passing 83%, Inaki membuktikan dia bukan hanya striker yang mengandalkan kecepatan, tetapi juga pemain yang cerdas dalam membaca permainan.

“Malam ini spesial buat kami sekeluarga,” kata Inaki dalam wawancara pasca pertandingan. “Main bersama adik di level Eropa dan sama-sama mencetak gol adalah mimpi yang jadi kenyataan. Tapi yang terpenting adalah kemenangan tim dan tiga poin ini sangat penting untuk ambisi kami melaju ke fase selanjutnya.”

Nico Williams, si adik yang kini menjadi incaran klub-klub besar Eropa setelah penampilannya yang gemilang di Euro 2024, tidak kalah cemerlang. Pemain berusia 22 tahun ini mencatatkan 7 dribble sukses dari 9 percobaan, angka yang fantastis di level Eropa. Golnya di menit ke-43 memperlihatkan ketajaman positioning dan timing yang sempurna. Lebih dari itu, Nico menciptakan 4 peluang kunci untuk rekan-rekannya, menunjukkan visi permainan yang matang meski usianya masih muda.

Selain Williams bersaudara, Oihan Sancet juga layak mendapat pujian khusus. Gelandang serang yang dijuluki “El Mago de Pamplona” ini tampil dengan 3 key passes, 1 gol, dan 1 assist. Kemampuannya menemukan ruang di antara lini pertahanan lawan membuat Qarabag kesulitan mengantisipasi pergerakan Athletic. “Sancet adalah tipe pemain yang membuat perbedaan di momen-momen krusial,” puji kapten Athletic, Iker Muniain. “Dia selalu tenang dalam tekanan dan punya kreativitas tinggi.”

Di lini belakang, kiper Unai Simon tampil solid meski hanya kebobolan satu gol dari penalti. Beberapa penyelamatannya di babak kedua mencegah Qarabag memperkecil kedudukan. Simon mencatatkan 5 saves dengan tingkat penyelamatan 83%, mempertahankan clean sheet-nya jika tidak ada penalti tersebut.

Implikasi Hasil: Posisi Athletic di Klasemen dan Peluang Lolos

Hasil pertandingan Bilbao vs Qarabag membawa dampak signifikan terhadap klasemen Grup dan peluang lolos Athletic Club ke fase selanjutnya UEFA Europa League. Dengan kemenangan 4-1 ini, Athletic mengumpulkan 9 poin dari 5 pertandingan, menempatkan mereka di posisi yang sangat baik untuk melaju ke babak 16 besar atau minimal play-off round.

Sistem baru UEFA Europa League musim ini yang tidak lagi menggunakan format grup tradisional, melainkan “Swiss Model” dengan 36 tim dalam satu liga besar, membuat setiap poin menjadi sangat berharga. Athletic kini berada di posisi 7 klasemen sementara, dan jika mereka bisa finish di posisi 8 besar, mereka akan langsung lolos ke babak 16 besar tanpa harus melalui play-off.

“Kemenangan malam ini sangat penting untuk menjaga momentum kami,” jelas Valverde. “Kami tahu masih ada satu pertandingan tersisa dan kami harus tetap fokus. Target kami jelas: finish di 8 besar untuk menghindari pertandingan tambahan di bulan Februari yang bisa mengganggu performa kami di La Liga.”

Statistik menunjukkan bahwa Athletic memiliki goal difference +7, yang merupakan tiebreaker penting jika terjadi kesamaan poin dengan tim lain. Dengan sisa satu pertandingan melawan tim papan bawah, peluang Athletic untuk mencapai target mereka sangat terbuka lebar.

Sementara itu, kekalahan ini praktis mengubur harapan Qarabag untuk melanjutkan perjalanan di kompetisi Eropa. Dengan hanya mengumpulkan 3 poin dari 5 pertandingan, tim Azerbaijan ini kemungkinan besar hanya akan menjadi pelengkap di pertandingan terakhir mereka. Namun, pengalaman bermain di level Eropa ini tetap berharga untuk perkembangan sepak bola Azerbaijan jangka panjang.

Reaksi dan Quote dari Berbagai Pihak

Pertandingan Bilbao vs Qarabag menuai berbagai reaksi dari kalangan sepak bola, mulai dari pemain, pelatih, hingga analis dan jurnalis olahraga. Kemenangan telak Athletic menjadi topik hangat di media Spanyol dan Eropa.

Ernesto Valverde, dalam konferensi pers yang dihadiri lebih dari 40 jurnalis, menyatakan kepuasannya: “Ini adalah performa yang kami inginkan. Tim bermain dengan intensitas tinggi sejak menit pertama dan tidak memberikan ruang kepada lawan. Williams bersaudara menunjukkan mengapa mereka adalah pemain penting bagi kami, tapi saya juga ingin memuji kerja kolektif tim. Semua pemain menjalankan instruksi dengan sempurna.”

Kapten Athletic, Iker Muniain, yang masuk sebagai pemain pengganti di menit ke-65, mengungkapkan kebanggaannya: “Bermain di San Mamés dengan dukungan suporter seperti ini memberikan energi luar biasa. Kami tahu tanggung jawab besar yang kami pikul sebagai wakil Basque di kompetisi Eropa. Kemenangan ini untuk mereka, untuk wilayah Basque, dan untuk semua yang percaya kepada filosofi kami.”

Baca Juga:  Porto vs Benfica 0-0: O Clássico Tanpa Gol

Di sisi Qarabag, pelatih Gurban Gurbanov mengakui perbedaan kualitas yang signifikan: “Athletic adalah tim yang sangat kuat, terutama di kandang mereka. Kami mencoba bermain dengan cara kami, tapi mereka terlalu cepat dan agresif. Kami belajar banyak dari pertandingan ini. Sepak bola Eropa memang berbeda level dengan liga kami, dan ini adalah pengalaman berharga untuk pemain-pemain muda kami.”

Analis sepak bola terkenal asal Spanyol, Guillem Balague, berkomentar di akun media sosialnya: “Athletic Bilbao membuktikan bahwa filosofi Cantera mereka tidak hanya soal romantisme, tapi juga efektivitas. Williams bersaudara adalah produk sempurna dari sistem akademi yang luar biasa. Performa malam ini menunjukkan mereka siap bersaing dengan klub-klub besar Eropa.”

Media Azerbaijan, AzeriSport, menulis: “Kekalahan telak dari Bilbao adalah pelajaran berharga bagi sepak bola kami. Gap antara liga domestik dan kompetisi Eropa masih sangat besar. Qarabag harus evaluasi total, terutama dalam hal intensitas dan kecepatan permainan jika ingin lebih kompetitif di masa depan.”

Sementara itu, legenda Athletic Bilbao, Andoni Zubizarreta, yang hadir di tribun VIP, menyatakan: “Melihat generasi baru Athletic bermain dengan semangat dan kualitas seperti ini membuat saya sangat bangga. Mereka membawa bendera Basque dengan penuh kehormatan. Inaki dan Nico adalah inspirasi bagi anak-anak muda di akademi kami.”

Data dan Statistik Lengkap Pertandingan

Analisis mendalam tentang pertandingan Bilbao vs Qarabag tidak lengkap tanpa melihat data statistik komprehensif yang menggambarkan dominasi tuan rumah. Angka-angka berikut memberikan gambaran objektif tentang superioritas Athletic di semua aspek permainan.

Possession dan Passing: Athletic Club menguasai bola 61% berbanding 39%, menunjukkan kontrol permainan yang jelas. Total passing mereka mencapai 487 dengan akurasi 85%, sementara Qarabag hanya 312 passing dengan akurasi 78%. Perbedaan ini sangat signifikan terutama di area final third, di mana Athletic mencatatkan 156 passing sukses dibanding 78 dari Qarabag.

Peluang dan Tembakan: Athletic menciptakan 17 percobaan tembakan dengan 9 di antaranya on target, menghasilkan 4 gol. Expected Goals (xG) mereka mencapai 3.2, menunjukkan kualitas peluang yang diciptakan sangat tinggi. Qarabag hanya 8 tembakan dengan 3 on target dan xG 0.9, menggambarkan kesulitan mereka menembus pertahanan Athletic.

Duels dan Tackles: Dalam aspek fisik, Athletic juga unggul dengan memenangkan 58% dari total duels (48 dari 83 duels). Mereka melakukan 23 tackles dengan success rate 70%, sementara Qarabag 19 tackles dengan success rate hanya 58%. Intensitas pressing Athletic tercermin dari 87 pressing actions yang mereka lakukan, tertinggi di kompetisi Europa League matchday ini.

Pergerakan dan Kecepatan: Data tracking menunjukkan pemain Athletic berlari total 112.3 km selama 90 menit, dengan 18.7 km di antaranya adalah sprint berkecepatan tinggi. Inaki Williams sendiri mencatatkan kecepatan maksimal 34.2 km/jam, kecepatan tertinggi dalam pertandingan. Qarabag total berlari 108.1 km dengan hanya 12.3 km sprint, menunjukkan mereka lebih banyak bereaksi ketimbang proaktif.

Set Pieces dan Disciplinary: Athletic mendapatkan 7 corner kicks berbanding 3 untuk Qarabag. Mereka juga menerima 11 free kicks di area berbahaya. Dalam hal disiplin, pertandingan berlangsung cukup fair dengan Athletic menerima 2 kartu kuning dan Qarabag 3 kartu kuning, tanpa ada kartu merah.

Individual Statistics:

  • Inaki Williams: 1 gol, 11 sprints, 89 sentuhan, 83% passing accuracy
  • Nico Williams: 1 gol, 7 successful dribbles, 4 key passes
  • Oihan Sancet: 1 gol, 1 assist, 3 key passes, 92% passing accuracy
  • Unai Simon: 5 saves, 83% save rate

Data-data ini secara komprehensif menggambarkan mengapa Athletic Bilbao layak menjadi pemenang dengan margin yang cukup besar, menunjukkan keunggulan di hampir semua aspek permainan.

Perspektif Historis: Bilbao di Kompetisi Eropa

Untuk memahami signifikansi kemenangan dalam pertandingan Bilbao vs Qarabag, penting untuk melihat sejarah Athletic Club di kompetisi Eropa. Klub yang bermarkas di San Mamés ini memiliki tradisi panjang di pentas kontinental, meski dengan filosofi unik yang membatasi mereka hanya merekrut pemain Basque.

Athletic Club adalah salah satu dari tiga klub (bersama Real Madrid dan Barcelona) yang tidak pernah terdegradasi dari La Liga sejak kompetisi dimulai tahun 1929. Prestasi Eropa mereka mencakup runner-up UEFA Europa League/UEFA Cup sebanyak 2 kali (1977 dan 2012), serta runner-up Copa de Europa (pendahulu Champions League) pada 1956 dan 1977.

Musim 2023-2024 menjadi momen kebangkitan Athletic di kompetisi Eropa setelah beberapa musim absen. Investasi dalam fasilitas akademi dan rekrutmen talenta muda Basque mulai membuahkan hasil dengan munculnya generasi emas seperti Williams bersaudara, Sancet, dan Simon. “Kami membuktikan bahwa dengan filosofi yang kuat dan komitmen terhadap pengembangan pemain lokal, kami bisa bersaing dengan klub-klub yang memiliki budget jauh lebih besar,” ungkap Presiden Athletic, Jon Uriarte.

Rekor kandang Athletic di San Mamés dalam kompetisi Eropa juga sangat impresif. Dalam 15 pertandingan terakhir di kandang, mereka hanya kalah 2 kali dengan 11 kemenangan dan 2 hasil imbang. Atmosfer unik stadion dengan kapasitas 53,332 penonton dan arsitektur modern yang tetap mempertahankan esensi tradisional menjadi faktor X yang sulit ditaklukkan lawan.

Kemenangan 4-1 atas Qarabag melanjutkan tren positif ini dan menempatkan musim ini sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah modern klub di kompetisi Eropa. Jika Athletic berhasil lolos ke fase knockout, ini akan menjadi kali keempat dalam 15 tahun terakhir mereka mencapai babak tersebut – prestasi luar biasa mengingat keterbatasan mereka dalam rekrutmen pemain.

Baca Juga:  Twente vs Heracles: Derby Overijssel Berakhir Dramatis 2-1

Dampak untuk La Liga dan Sepak Bola Spanyol

Performa gemilang dalam pertandingan Bilbao vs Qarabag juga membawa implikasi positif bagi sepak bola Spanyol secara keseluruhan. Dalam sistem koefisien UEFA yang menentukan jumlah wakil setiap negara di kompetisi Eropa, setiap kemenangan klub Spanyol memberikan poin berharga untuk mempertahankan posisi mereka.

Spanyol saat ini berada di posisi kedua koefisien UEFA di bawah Inggris, dan kompetisi dengan Italia serta Jerman sangat ketat. Kemenangan Athletic dengan margin 3 gol memberikan kontribusi 2.5 poin untuk koefisien Spanyol, membantu mempertahankan jarak dengan kompetitor. “Setiap klub Spanyol yang tampil di Eropa membawa tanggung jawab untuk negara,” kata Presiden La Liga, Javier Tebas. “Athletic Bilbao menunjukkan bahwa kekuatan La Liga bukan hanya pada klub-klub besar seperti Madrid dan Barcelona, tapi juga klub-klub dengan filosofi unik seperti mereka.”

Performa Williams bersaudara juga menjadi sorotan untuk tim nasional Spanyol. Meski Inaki memilih membela Ghana (negara asal orang tua mereka), Nico menjadi pemain kunci Timnas Spanyol dan performa konsistennya di level klub memperkuat opsi Luis de la Fuente untuk kompetisi internasional mendatang.

Di level domestik, performa Eropa yang baik juga memberikan confidence boost untuk Athletic dalam perburuan tiket kompetisi Eropa musim depan. Mereka saat ini berada di posisi 5 klasemen La Liga, hanya 3 poin di bawah posisi 4 yang memberikan tiket Champions League. “Kami bermimpi untuk kembali ke Champions League,” ungkap Valverde. “Tapi kami tahu harus tetap fokus pertandingan demi pertandingan. Performa di Europa League menunjukkan kami memiliki kualitas untuk bersaing di level tertinggi.”

Keberhasilan Athletic juga menginspirasi klub-klub lain dengan filosofi serupa, seperti Real Sociedad (yang juga memiliki identitas Basque kuat), untuk tetap berpegang pada nilai-nilai mereka sambil tetap kompetitif. Ini membuktikan bahwa dalam era sepak bola modern yang didominasi oleh modal besar dan transfer mahal, masih ada ruang untuk klub dengan pendekatan berbeda untuk sukses.

Analisis Lawan: Qarabag dan Sepak Bola Azerbaijan

Meski kalah telak dalam pertandingan Bilbao vs Qarabag, penting untuk memberikan perspektif objektif tentang perjalanan klub Azerbaijan ini. Qarabag FK telah menjadi pioneer sepak bola Azerbaijan di pentas Eropa, menjadi klub pertama dari negara tersebut yang lolos ke fase grup Champions League pada 2017.

Didirikan tahun 1951, Qarabag mengalami transformasi dramatis dalam dua dekade terakhir. Investasi dari pemerintah Azerbaijan dan sponsor-sponsor besar mengubah mereka dari klub provinsi menjadi powerhouse domestik. Fasilitas latihan modern mereka di Baku, Azersun Arena dengan kapasitas 5,000 penonton khusus untuk latihan, menunjukkan keseriusan mereka dalam pengembangan sepak bola.

Namun, gap antara liga domestik Azerbaijan dan kompetisi Eropa masih sangat besar. Liga Azerbaijan hanya memiliki koefisien UEFA peringkat 27 dari 55 asosiasi anggota, mencerminkan kualitas kompetisi yang masih jauh dari standar Eropa Barat. Qarabag sering dominan di domestik dengan margin besar (rata-rata memenangkan liga dengan selisih 20+ poin), tapi kesulitan saat menghadapi tim-tim Eropa yang lebih terbiasa dengan intensitas dan kecepatan permainan tinggi.

“Kami memahami bahwa masih banyak yang harus kami pelajari,” kata kapten Qarabag, Maksim Medvedev. “Bermain melawan tim seperti Athletic Bilbao menunjukkan standar yang harus kami capai. Tapi kami bangga bisa membawa bendera Azerbaijan ke kompetisi Eropa dan memberikan pengalaman berharga bagi pemain-pemain muda kami.”

Strategi Qarabag di kompetisi Eropa biasanya mengandalkan organisasi defensif yang solid dan serangan balik cepat. Namun, strategi ini kurang efektif melawan Athletic yang memiliki kecepatan superior dan kemampuan pressing tinggi. Statistik menunjukkan Qarabag kesulitan mempertahankan possession di away games Eropa, rata-rata hanya 38%, dan ini terbukti lagi dalam pertandingan melawan Athletic.

Ke depan, Qarabag dan sepak bola Azerbaijan perlu fokus pada pengembangan infrastruktur akademi dan kompetisi domestik yang lebih kompetitif. Tanpa exposure reguler terhadap intensitas tinggi, pemain-pemain mereka akan terus kesulitan beradaptasi saat bermain di level Eropa. Namun, partisipasi reguler mereka di kompetisi Eropa dalam 7 tahun terakhir sudah merupakan progress signifikan yang patut diapresiasi.

Proyeksi Pertandingan Selanjutnya dan Target Musim Ini

Pasca kemenangan gemilang dalam pertandingan Bilbao vs Qarabag,

fokus Athletic Club kini tertuju pada pertandingan-pertandingan krusial yang tersisa di berbagai kompetisi.

Dengan masih berkompetisi di tiga front (La Liga, Copa del Rey, dan Europa League),

manajemen skuad dan rotasi pemain menjadi kunci kesuksesan mereka.

Dalam Europa League, Athletic dijadwalkan melawan AS Roma di pertandingan terakhir fase liga.

Laga melawan tim Serie A yang diperkuat talenta-talenta menjanjikan seperti Paulo Dybala dan Lorenzo Pellegrini ini akan menjadi ujian sesungguhnya bagi ambisi mereka.

“Roma adalah kaliber berbeda dari Qarabag,” akui Valverde.

“Tapi dengan performa seperti malam ini, kami percaya diri bisa meraih hasil positif di Stadio Olimpico.”

Jika Athletic finish di top 8, mereka akan langsung lolos ke babak 16 besar dan mendapat keuntungan bermain di kandang pada leg kedua. Ini sangat penting mengingat rekor kandang mereka yang impresif. Namun, finish di posisi 9-24 berarti harus melalui play-off round di bulan Februari, yang bisa membebani jadwal mereka mengingat kompetisi domestik yang padat.

Di La Liga, Athletic berada dalam race ketat untuk zona Champions League. Dengan 8 pertandingan tersisa sebelum winter break, mereka harus konsisten mengumpulkan poin. Jadwal mereka relatif mudah dengan 5 dari 8 pertandingan melawan tim papan bawah, tapi di La Liga tidak ada laga mudah. “Setiap poin penting,” kata Muniain. “Kami tidak boleh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *