NASIONAL
– Menuju Indonesia Emas tahun 2045, negara ini menghadapi opsi: menjelma sebagai bangsa yang superior atau tersandera oleh berbagai macam krisis.
HIMPUNAN Mahasiswa Islam (HMI) MPO mengambil langkah strategis sebagai pendorong perubahan moral dan kecerdasan.
Artikel ini menggali arah pergerakan HMI MPO meraih visi Indonesia Emas melalui perspektif teoretis yang memadu ideologi Barat dan Timur: mulai dari pemikiran Gramsci dan Paulo Freire sampai konsep Ibn Khaldun serta filsafat Confucian.
HMI MPO bukan hanya tidak setuju dengan gelombang keresahan di negeri ini, tetapi juga mengajukan “solusi tengah” yang didasari pada nilai-nilai Islam, pemikiran logis, serta etika dalam masyarakat.
Indonesia 2045 bukanlah hasil dari kekuatan negara saja, melainkan berasal dari pergerakan masyarakat yang terus-menerus memelihara nyala nilai-nilai.
HMI MPO muncul sebagai jawaban atas kelalaian prinsip dalam struktur kepemimpinan dan otoritas.
Tidak seperti organisasi mahasiswa lainnya, HMI MPO menetapkan kemandirian total sebagai fondasinya.
Ini tidaklah merupakan keputusan yang sederhana, akan tetapi amat vital untuk terus berkembang bersama visi Indonesia Emas ini dan tak sekadar berpartisipasi dalam seruan belaka, melainkan menjadi inti dari transformasi tersebut.
Landasan Teoritik
1. Antonio Gramsci – Inteligensia Organisatorik (Barat)
Gramsci mengutamakan keberadaan “intellectual organik” yang lahir dari kalangan bawah masyarakat dan bertindak sebagai pandu dalam transformasi sosial.
HMI MPO menghasilkan calon pemimpin yang tidak hanya pintar, tetapi juga dapat membangun opini serta susunan sosial baru dengan cara berjuang secara ideologis.
2. Paulo Freire – Kesadaran Kritis (Eropa)
Freire di dalam buku Pedagogy of the Oppressed mengutamakan kebebasan yang dicapai lewat pendidikan berbasis dialog.
Kaderisasi HMI MPO yang didasarkan pada dialog kritis dan penguatan kesadaran struktural, menjadikan organisasi ini sebagai wadah emancipatory, tidak sekadar proses dogmatisasi.
3. Ibn Khaldun – Konsep Asabiyyah dalam Teori Sosial (Daur Al-Umran) (Barat-Timur-Islam)
Ibnu Khaldun menggarisbawahi kekuatan bersama (asabiyah) sebagai landasan perkembangan peradaban.
Dengan semangat persaudaraan dan kebebasan, HMI MPO dapat menguatkan solidaritas antarkader serta menjamin arah pergerakan tetap konsisten dalam perlawanan terhadap korups moral dan degenerasi politik.
4. Konfusius – Etika dalam Kepemimpinan dan Contoh Moral (Budaya Timur-Tiongkok)
Konfusius mengutamakan kepemimpinan yang didasari oleh etika dan teladan dalam membangun kejayaan suatu negara.
HMI MPO mengajarkan prinsip menjadi teladan dalam memimpin para kadernya, lebih dari sekedar fokus pada posisi jabatan, melainkan pada manfaat yang ditimbulkan.
Pembahasan
1. Indonesia Emas: Mimpi Atau Drama?
Emas di Indonesia merupakan impian luar biasa. Namun, bila tak didirikan atas dasar etika, cita-cita tersebut akan berubah jadi pertunjukan para elit. HMI MPO bertugas untuk menjamin bahwa imajinasi itu terus menyatu dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, menjadikannya prioritas orang banyak, tidak hanya sebagai proyek pemerintah semata.
2. HMI MPO berperan sebagai SumbuNilai dan Pergerakkan Etis Moril
Organisasi ini mengambil jalur unik: tidak sebagai instrumen politik melainkan tempat untuk menyebarkan nilai-nilai. Sementara organisasi lain terjerumus ke dalam perangkap pragtama, HMI MPO memilih jalan tenang dengan menjadi kritikus sistem yang masih sopan dan bijaksana.
3. Program Pencetak Pamong Praja: Dialog Antara Tradisi Timur dan Pengaruh Barat
Proses pengkaderan dalam HMI Cabang Muhammadiyah Palembangan (MPO) mengintegrasikan konsep dialog kritis dari Paulo Freire dengan prinsip kebijaksanaan menurut Confucianisme. Salah satunya melibatkan pelatihan untuk berpikir secara independen, sedangkan yang lain fokus pada pentingnya etika serta tanggung jawab terhadap masyarakat.
4. Rencana Strategis HMI MPO untuk Meraih Indonesia Berjaya
Etika Politik: Mendirikan pemimpin yang menekankan kejujuran, bukan popularitas.
Sovereignty Economy: Membimbing calon pemimpin dalam arah pengembangan yang didasari oleh perekonomian rakyat serta otonomi masyarakat.
Penghayatan Lingkungan: Mendukung pemeliharaan alam sebagai wujud kepercayaan sebagai pengurus bumi.
Pendidikan Transformatif: Menciptakan kurikulum baca-tulis dan adaptasi teknologi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam.
5. Tolak Indonesia Khawatir: Pandangan Lain dari Kelompok Dasar
Saat media utama menimbulkan ketakutan, HMI MPO menyuarakan pandangan lain. Tidak dengan keriuhan, melainkan lewat introspeksi dan tindakan konkret: mulai dari mendukung isu-isu yang mempengaruhi kalangan bawah sampai menciptakan sikap kritis pada level lokal.
HMI MPO tidak hanya merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan; ini adalah tempat lahirnya ide-ide, pusat pembelajaran tentang nilai-nilai, serta pertapaan untuk mendorong transformasi sosial.
Diantaranya kekacauan dalam persaingan politik serta Krisis Kejujuran, jalannya organisasi HMI MPO perlu tetap tegas: menyongsong Kemilau Indonesia berdasarkan prinsip-prinsipnya, daripada membesar-besarkan ketidakpastian semu.
Teori dari Barat menyediakan struktur analitik; sedangkan Teori Timur menambahkan dimensi etika. Saat kedua teori ini digabungkan dalam praktik perekrutan anggota, HMI MPO berperan sebagai jembatan menuju masa depan yang logis dan moral.
Rekomendasi
1. Perkuatan Budaya: HMI MPO harus mengembangkan nilainya dengan lebih mendalam di kalangan masyarakat pedesaan, tidak hanya di lingkungan universitas.
2. Inovasi Digital Berbasis Nilai: Mengembangkan platform digital yang menyebarkan narasi kebangsaan dan keislaman secara kreatif.
3. Aliansi Kerjasama Antarorganisasi: Membangun kolaborasi yang didasari oleh nilai-nilai bersama dengan unsur-unsur masyarakat muda, desa, serta organisasi kemasyarakatan agama.